
Papua memiliki banyak pesona alam yang luar biasa, salah satunya adalah Puncak Carstensz, salah satu dari Seven Summits dunia. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, puncak ini menjadi tujuan pendakian favorit para petualang dari seluruh dunia. PT. Adventure Carstensz, sebagai pelopor pengelolaan wisata pendakian di kawasan ini, telah berhasil membuka jalur pendakian melalui Ugimba. Langkah ini tidak hanya memperkenalkan keindahan alam Papua, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dalam industri pariwisata.
Perjalanan Menuju Carstensz Melalui Ugimba
Perjalanan menuju Carstensz dimulai dari Timika, tempat para pendaki tiba sebelum melanjutkan perjalanan ke Sugapa, Intan Jaya. Dari sana, perjalanan berlanjut dengan ojek dan berjalan kaki menuju Kampung Gamagai sebelum akhirnya tiba di Ugimba. Kampung ini menjadi titik awal jalur pendakian menuju Carstensz.
Pendaki yang melewati jalur Ugimba disambut dengan keramahan masyarakat suku Moni. Mereka mengadakan upacara penyambutan dengan tarian tradisional yang memperlihatkan kekayaan budaya Papua. Di sini, para pendaki juga mencari porter yang akan membantu mereka selama ekspedisi.
Hari Pertama: Kedatangan di Timika dan Perjalanan ke Sugapa
Rombongan berangkat dari Timika ke Bilogai, Sugapa dengan menggunakan pesawat carter AMA dan sampai di Sugapa, kemudian selama satu jam PT. AC mengurus perijinan dengan pihak Kepolisian di Sugapa. Rombongan berjalan kaki beberapa menit dari Bilogai menuju ke penginapan di Kampung Bulapa lewat Sekolah SD Galugama. Perjalanan hari ini diakhiri dengan bermalam di Kampung Bulapa, Kabupaten Intan Jaya.

Perjalanan dari Sugapa dimulai pada pagi hari menuju ke kampung Bulapa Sampai di SD Galugama, rombongan mendapat sambutan dari anak-anak sekolah dan Kepala Desa Yoparu Bpk Andreas Tipagau. Anak-anak dan Guru menyanyikan beberapa lagu Moni sebagai penghargaan atas kedatangan tamu dari negara lain ke kampung mereka. Perjalanan dilanjutkan ke Kampung Jebnitapa, dan dijemput oleh Bpk Daud Tipagau, Bpk. Petrus Tipagau dan masyarakat. Sampai di kampung Bulapa sekitar tengah hari dan disambut kelompok seni dan budaya dari Kampung Bulapa yang membawakan tarian khusus dari kampung Bulapa dan juga nyanyian khas dari suku Moni yang ada di kampung Bulapa. Sambutan yg baik dan meriah berupa tarian adat dari suku Moni kampung Bulapa sudah merupakan sesuatu yang sangat istimewa, tetapi ternyata masih ada kejutan lain, yaitu acara adat bakar batu yang digelar untuk tamu dan masyarakat di Kampung Bulapa. Pada saat itu, diputuskan ada dua ekor babi yang akan disembelih untuk wisatawan yg datang ke Kampung Bulapa ini. Rombongan wisatawan sangat terhibur dengan pesta wisata yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Kabupaten Intan Jaya terutama di Ibu Kota Sugapa kampung Bulapa. Kampung ini merupakan salah satu kampung yang dilalui wisatawan apabila mau mengadakan pendakian ke Puncak Carstensz melalui Jalur Ugimba.
Hari Kedua: Trekking Menuju Ugimba
Hari kedua dimulai dengan perjalanan menuju Ugimba, yang memakan waktu beberapa jam dengan berjalan kaki. Jalur ini melewati hutan tropis, sungai, serta perbukitan. Setibanya di Ugimba, pendaki disambut oleh masyarakat lokal dengan upacara adat dan tarian tradisional. Acara yang dilakukan di Kampung Bulapa, Kabupaten Intan Jaya Ibu Kota Sugapa adalah yang pertama kali untuk Pariwisata yang datang dari luar Papua. Selama beberapa tahun wisata dari Nusantara dan mancanegara masuk di Kabupaten Intan Jaya, belum pernah mendapat sambutan yang paling meriah dari masyarakat kampung maupun dari ibukota Kabupaten Intan Jaya.
Justru yang terjadi selama ini, wisatawan yang masuk di kabupaten Intan Jaya lewat kampung Soangama yang dibawa oleh Perusahaan Travel Wisata dari Jakarta dan Menado mendapatkan masalah yang serius dari warga kampung. Mereka dipalak, bahkan sampai ada yang disandera sehingga banyak menimbulkan korban jiwa dari masyarakat setempat yaitu Sdr Boni Kobogau dari Kampung Soangama. Hal ini terjadi karena perusahaan yang tidak melibatkan masyarakat setempat dalam mengelola wisata di kampung, mereka justru banyak melibatkan pihak ke tiga dalam menjalankan tugas di bidang wisata.
Hari Ketiga: Persiapan dan Pendakian Awal
Pendaki mulai mempersiapkan perlengkapan dan logistik untuk pendakian. Mereka juga berkoordinasi dengan porter yang akan membantu membawa perlengkapan. Setelah semua siap, perjalanan dimulai dengan mendaki menuju titik pertama di jalur Ugimba. Rombongan berjalan dengan kondisi prima dan penuh semangat menyusuri jalur jalan setapak yang memang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi dari satu kampung ke kampung yang lain, melewat kampung Gamagai dan sungai Waebu, dengan naik turun Gunung sampai di Kampung Ugimba pada sore hari, kemudian tiba di Homestay Ugimba, dan diterima oleh masyarakat Ugimba, pada waktu itu kita rapat bersama dengan Kepala Desa Ugimba Bapak Aser Tipagau dan masyarakat mengadakan rapat untuk mendaftarkan masyarakat yang bisa ikut bersama Tamu dan menjadi Potter selama perjalanan Expedisi ke Carstensz.
Hari Keempa hingga keenamt: Pendakian Menuju Base Camp Zebra Wall
Selama beberapa hari, pendaki melewati berbagai rintangan seperti hutan lebat, tebing berbatu, serta perubahan cuaca ekstrem. Salah satu titik menarik dalam perjalanan ini adalah Base Camp Zebra Wall, di mana pendaki beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Zebra Wall para pendaki ini diwajibkan beristirahat sebanyak-banyaknya karena perjalanan yang dilakukan hari selanjutnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi, rombongan dihimbau untuk beristirahat semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya untuk menjaga stamina dan menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan kuat, agar dapat melanjutkan expedisi ke Puncak Carstensz, yang membutuhkan waktu selama 10 s/d 11 jam.
Hari Ketujuh: Menuju Puncak Carstensz
Hari ini menjadi puncak dari seluruh perjalanan. Pendaki mulai mendaki dini hari untuk mencapai Puncak Carstensz. Medan yang sulit dengan suhu dingin menjadi tantangan tersendiri. Namun, pemandangan luar biasa di puncak menjadi hadiah yang tak ternilai bagi para pendaki. Perjalanan dari Zebra Wall menuju Carstensz di mulai pada dini hari dengan kondisi cuaca yang masih sangat dingin. Para pendaki berjalan selama lebih kurang 10 jam melalui jalan dengan kondisi lingkungan yang sangat bervariasi. Ada area padang rumput yang didominasi oleh rumput dan ilalang dengan variasi tumbuhan lumut di beberapa bebatuan dan pinggiran sungai, ada juga area yang cukup terjal dengan batu besar yang mendominasi area tersebut. Perjalanan ini cukup melelahkan karena jarak tempuhnya yang cukup panjang, akan tetapi karena di sepanjang perjalanan potter yang memandu wisata dalam perjalanan akan memberikan instruksi menyanyikan lagu khas suku Moni yang berupa teriakan dengan nada tinggi rendah bergantian, maka kelelahan yang dirasakan bisa sedikit terobati. Nyanyian ini hanya dilakukan semata untuk menghilangkan rasa penat dan untuk menghibur dalam perjalanan. Perjalanan dari Base Camp atau Zebra Wall ini dimulai pukul 03:00 pagi sampai di Puncak Carstensz pukul 11.00 s\d pukul 12:00 siang dan selajutnya kembali ke Base camp, sampai di Base Camp pukul 17:00 sore.
Perjalanan hari ini berakhir di Puncak Carstensz yang merupakan tujuan utama para pendaki puncak Carstensz. Semua anggota tim berhasil naik sampai ke Puncak Carstensz, dan kebahagiaan jelas sekali terpancar dari setiap wajah anggota tim.
Hari Kedelapan hingga Kesepuluh: Perjalanan Kembali ke Ugimba
Setelah berhasil mencapai puncak, perjalanan kembali dimulai. Pendaki melewati jalur yang sama menuju Ugimba, kemudian kembali ke Kampung Gamagai dan Sugapa sebelum akhirnya tiba di Timika.
Keunikan Jalur Ugimba
Jalur pendakian melalui Ugimba menawarkan pengalaman trekking yang berbeda dibandingkan rute lainnya. Pendaki akan melewati hutan lebat, sungai, serta perbukitan terjal sebelum mencapai Base Camp di Zebra Wall. Perjalanan ini membutuhkan ketahanan fisik dan mental yang kuat, namun keindahan alam di sepanjang jalur membuat setiap langkah terasa berharga.
Salah satu hal unik dalam perjalanan ini adalah interaksi dengan masyarakat lokal. Pendaki tidak hanya menjelajahi alam, tetapi juga belajar tentang budaya setempat. Kegiatan seperti menanam pohon sebagai simbol keberlanjutan dan upaya konservasi juga menjadi bagian dari perjalanan ini.
Sukses Menaklukkan Carstensz
Setelah melewati berbagai tantangan, para pendaki akhirnya tiba di Puncak Carstensz. Dengan medan yang didominasi oleh tebing berbatu dan suhu yang ekstrem, pencapaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap pendaki. Keberhasilan ekspedisi ini membuktikan bahwa jalur Ugimba merupakan rute yang layak dan aman untuk pendakian.
Dampak Positif bagi Masyarakat Lokal
Pembukaan jalur Ugimba oleh PT. Adventure Carstensz memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Dengan semakin banyaknya pendaki yang datang, perekonomian lokal meningkat melalui jasa porter, pemandu wisata, serta akomodasi bagi wisatawan. Selain itu, kegiatan ini juga membantu mengubah stigma bahwa wilayah Papua tidak aman untuk wisatawan.
Menurut CEO PT. Adventure Carstensz, Maximus Tipagau, upaya ini bertujuan untuk tidak hanya memberikan pengalaman mendaki yang autentik, tetapi juga mendorong pengembangan infrastruktur di daerah sekitar dan memastikan keberlanjutan wisata pendakian di Papua.
Kesimpulan
Pendakian ke Puncak Carstensz melalui jalur Ugimba merupakan pengalaman yang mengesankan. PT. Adventure Carstensz tidak hanya membuka akses baru bagi pendaki, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Papua. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan jalur ini semakin dikenal dan menjadi pilihan utama bagi para petualang yang ingin menaklukkan salah satu puncak tertinggi di dunia.